Dalam bahasa pemrograman Pascal, kondisi percabangan IF ELSE merupakan salah satu fitur yang sangat penting dan digunakan secara luas. Kondisi percabangan IF ELSE memungkinkan kita untuk mengambil keputusan berdasarkan kondisi tertentu dalam program.
Kondisi percabangan IF ELSE memungkinkan kita untuk menjalankan serangkaian pernyataan tertentu jika suatu kondisi terpenuhi, dan menjalankan pernyataan alternatif jika kondisi tersebut tidak terpenuhi. Hal ini memungkinkan program kita untuk beradaptasi dan melakukan tindakan yang sesuai berdasarkan situasi yang diberikan.
Struktur dan Sintaksis Kondisi Percabangan IF ELSE
Berikut adalah struktur umum dari kondisi percabangan IF ELSE dalam bahasa Pascal:
if kondisi then pernyataan1 else pernyataan2;
kondisi
adalah ekspresi atau nilai boolean yang akan dievaluasi. Jika kondisi ini bernilai true, makapernyataan1
akan dieksekusi. Jika kondisi ini bernilai false, makapernyataan2
akan dieksekusi.pernyataan1
adalah serangkaian pernyataan yang akan dieksekusi jika kondisi bernilai true.pernyataan2
adalah serangkaian pernyataan yang akan dieksekusi jika kondisi bernilai false.
Contoh Penggunaan Kondisi Percabangan IF ELSE
Mari kita lihat beberapa contoh penggunaan kondisi percabangan IF ELSE dalam bahasa Pascal:
Contoh 1: Menentukan Bilangan Positif atau Negatif
program PositifNegatif; var angka: integer; begin write('Masukkan angka: '); readln(angka); if angka > 0 then writeln('Angka ', angka, ' adalah bilangan positif.') else if angka < 0 then writeln('Angka ', angka, ' adalah bilangan negatif.') else writeln('Angka ', angka, ' adalah nol.'); readln; end.
Pada contoh di atas, program akan meminta pengguna untuk memasukkan sebuah angka. Kemudian, program akan mengevaluasi angka tersebut menggunakan kondisi percabangan IF ELSE.
Jika angka lebih besar dari 0, maka program akan mencetak “Angka [angka] adalah bilangan positif.” Jika angka kurang dari 0, maka program akan mencetak “Angka [angka] adalah bilangan negatif.” Jika angka sama dengan 0, maka program akan mencetak “Angka [angka] adalah nol.”
Contoh 2: Menentukan Grade Berdasarkan Nilai
program Grade; var nilai: integer; begin write('Masukkan nilai: '); readln(nilai); if nilai >= 90 then writeln('Grade: A') else if nilai >= 80 then writeln('Grade: B') else if nilai >= 70 then writeln('Grade: C') else if nilai >= 60 then writeln('Grade: D') else writeln('Grade: E'); readln; end.
Pada contoh di atas, program akan meminta pengguna untuk memasukkan sebuah nilai. Kemudian, program akan mengevaluasi nilai tersebut menggunakan kondisi percabangan IF ELSE.
Jika nilai lebih besar atau sama dengan 90, maka program akan mencetak “Grade: A.” Jika nilai lebih besar atau sama dengan 80, maka program akan mencetak “Grade: B.” Jika nilai lebih besar atau sama dengan 70, maka program akan mencetak “Grade: C.” Jika nilai lebih besar atau sama dengan 60, maka program akan mencetak “Grade: D.” Jika nilai kurang dari 60, maka program akan mencetak “Grade: E.”
Kesimpulan
Kondisi percabangan IF ELSE adalah fitur yang penting dalam bahasa pemrograman Pascal. Dengan menggunakan kondisi percabangan IF ELSE, kita dapat membuat program yang dapat mengambil keputusan berdasarkan kondisi tertentu.
Dalam artikel ini, kita telah membahas pengenalan kondisi percabangan IF ELSE, struktur dan sintaksisnya dalam bahasa Pascal, serta memberikan contoh penggunaannya. Dengan pemahaman yang baik tentang kondisi percabangan IF ELSE, kita dapat membuat program Pascal yang lebih fleksibel dan adaptif.
Semoga artikel ini bermanfaat dalam memahami kondisi percabangan IF ELSE dalam bahasa pemrograman Pascal.